Updating Results

Panduan Lengkap Untuk Merantau Ke Jakarta

Alta Windiana

Careers Commentator
Kamu Fresh Graduate yang ingin bekerja dan menetap di Jakarta? Simak panduan lengkapnya di artikel ini, agar kamu dapat mempersiapkan dirimu dengan lebih baik.

  Sebagai ibu kota negara, Jakarta telah menjadi pusat kegiatan bisnis di tanah air, sehingga peluang karir yang ditawarkan pun lebih luas dan banyak jumlahnya. 

Tak heran, banyak pencari kerja memilih untuk merantau ke Jakarta. Menurut situs Lokadata.id, di tahun 2020 tercatat bahwa satu dari lima penduduk Jakarta adalah perantau dari berbagai daerah. Jumlah migran tersebut mencapai sekitar 2,5 juta dari 10,5 juta jiwa penduduk.

Untuk kalian yang ingin mencoba peruntungan untuk bekerja dan membangun karir di Jakarta, kami akan menyajikan sejumlah data dan informasi yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk pindah ke Ibu Kota.

Kekurangan dan Kelebihan

Kelebihan

Apa saja faktor yang membuat Jakarta begitu menarik di mata para calon pendatang? Berikut beberapa alasannya:

Banyak kesempatan kerja

Salah satu alasan utama untuk pindah dan menetap di Jakarta adalah luasnya kesempatan kerja. Mayoritas perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memang berkantor pusat di ibu kota, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan pun lebih banyak jumlahnya. Kamu bisa mulai mencari lowongan kerja di Jakarta yang sesuai dengan keterampilanmu di Prosple.

Fasilitas yang Lengkap

Pembangunan infrastruktur Jakarta selalu berkelanjutan, sehingga fasilitas yang tersedia lebih lengkap dan up to date dibanding kota-kota lain. Mulai dari jalan tol, transportasi umum, hingga pusat perbelanjaan dan hiburan yang hampir tak terhitung jumlahnya.

Gaya hidup yang dinamis

Sebagai kota metropolitan, Jakarta dikenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. Segala kegiatan perdagangan dan hiburan dapat berlangsung hingga 24 jam sehari. Tingginya mobilitas penduduk pun membuatmu berkesempatan untuk menjalin networking seluas mungkin, dengan orang-orang dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda.

UMP yang tinggi

Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tercatat sebagai yang tertinggi di Indonesia, yaitu sejumlah Rp 4.416.186,548 per bulan di tahun 2021. Menurut wacana yang beredar, di tahun 2022 jumlah upah tersebut akan mengalami kenaikan sebesar 1,09% sehingga menjadi Rp 4.464.322,97 per bulan.

Kekurangan

Meski memiliki banyak kelebihan, hidup di Jakarta kadang tak seindah kenyataannya. Pertimbangkan juga beberapa faktor yang kurang menyenangkan seperti berikut:

Macet

Kemacetan memang selalu menjadi salah satu masalah utama kota ini. Puncaknya hampir selalu terjadi di pagi hari sebelum jam kantor dimulai, serta sore hari setelah jam pulang kerja, dimana bermacam kendaraan pribadi maupun transportasi umum akan ‘terjebak’ di berbagai ruas jalan.

Banjir

Memasuki musim hujan di Bulan September hingga Desember, warga Jakarta harus mulai waspada terhadap bencana banjir. Banjir yang melanda di beberapa titik kota setiap tahunnya (beserta mitos banjir besar 5 tahunan) tentu selalu menghambat aktivitas para penduduknya.

Rawan kejahatan

Menurut situs katadata.id, selama tahun 2020 tercatat ada 8.112 kasus kejahatan atau pelanggaran keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Jakarta. Dari jumlah tersebut, kejahatan yang paling banyak terjadi melibatkan narkotika (2.389 kasus) dan penipuan (1.858 kasus). Jadi, selalu berhati-hatilah dimanapun kamu berada dan jangan mudah percaya akan orang asing.  

Mahalnya biaya hidup

UMP yang tinggi ternyata juga sebanding dengan biaya hidup di Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar Survei Biaya Hidup (SBH) yang menyatakan bahwa biaya hidup per kapita di Jakarta menduduki peringkat tertinggi dibanding provinsi lain, yaitu rata-rata sebesar Rp 2.156.112 per bulan.

Persaingan yang ketat

Dengan banyaknya penduduk di Jakarta, baik warga asli maupun pendatang, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan pun semakin ketat. Menurut situs katadata.id yang melansir data dari BPS, jumlah pengangguran di Jakarta mencapai 572.780 orang pada tahun 2020. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.

Memilih Tempat Tinggal di Jakarta

Saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta, tentu hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan tempat tinggal.

Sebelum mulai hunting, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Di manakah lokasi kantormu?
  2. Apakah kamu lebih memilih lokasi di tengah kota, atau bersedia untuk tinggal di pinggiran kota Jakarta (Depok, Tangerang atau Bekasi)?
  3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat kerjamu?
  4. Berapa budget yang kamu siapkan?
  5. Apakah kamu memilih untuk tinggal di kos-kosan, rumah kontrakan, atau apartemen?
  6. Apakah kamu memilih untuk tinggal sendiri atau bersama teman sekamar?
  7. Apakah kamu punya kendaraan pribadi? Jika tidak, adakah transportasi umum yang bisa menjangkau tempat tinggalmu?
  8. Adakah tempat makan, restoran, pasar atau tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari di dekat tempat tinggalmu?
  9. Berapa lama kamu akan tinggal di situ?
  10. Kamu memilih untuk tinggal di lingkungan yang ramai dengan banyak tetangga, atau yang sepi dengan privasi lebih?
  11. Pentingkah keterjangkauan taman, pusat perbelanjaan, atau pusat hiburan lain untukmu?
  12. Bagaimana tingkat kriminalitas di lingkungan tersebut? Amankah untuk ditinggali?
  13. Saat musim hujan tiba, apakah berpotensi mengalami banjir?
  14. Dalam keadaan darurat, adakah seseorang yang dapat kamu hubungi dan datang untuk membantu dengan cepat?
  15. Apakah tempat tersebut terjangkau sinyal telekomunikasi atau internet dari provider pilihanmu? 

Berdasarkan wilayah kota yang kamu pilih, mungkin kamu bisa mempertimbangkan beberapa rekomendasi kawasan berikut untuk ditinggali:

Jakarta Selatan

Bila kantormu berada di kawasan Segitiga Emas Jakarta dan ingin merasakan hiruk pikuk kota metropolitan, maka kamu bisa mencoba untuk mencari tempat tinggal di sekitar Sudirman, Kuningan atau Setiabudi.

Bagi para generasi muda yang ingin dekat dengan nightlife serta berbagai kafe dan restoran kekinian, Kemang atau Blok M masih menjadi kawasan favorit.

Jakarta Pusat

Daerah Menteng adalah salah satu kawasan tinggal yang paling nyaman dan strategis. Hingga saat ini, di sana masih banyak gedung, museum dan kantor pemerintahan yang berdiri sejak jaman Belanda. Karena merupakan kawasan elit tempat para pejabat dan sosialita tinggal, maka harga huniannya pun cukup mahal.

Jakarta Utara

Daerah Pantai Indah Kapuk atau Kelapa Gading juga menjadi tempat favorit untuk tinggal karena fasilitas yang lengkap, banyaknya lokasi bisnis, serta keberagaman kulinernya.

Jakarta Barat

Di sekitar daerah Kebon Jeruk, ada beberapa perkantoran, stasiun televisi hingga perguruan tinggi, sehingga menjadi salah satu kawasan strategis untuk ditinggali. Selain itu , kamu juga bisa tinggal di Tanjung Duren atau Kalideres, yang memiliki fasilitas transportasi yang cukup lengkap.

Jakarta Timur

Di daerah Jakarta Timur, harga sewa tempat tinggal termasuk cukup terjangkau dibanding daerah lain. Di sini moda transportasi umum pun cukup lengkap dengan adanya Stasiun Jatinegara dan Terminal Bus Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang yang merupakan terminal bus terbesar di Asia Tenggara.

Gambaran Biaya Hidup

Tempat Tinggal

Selama di Jakarta, para perantau biasanya memilih untuk tinggal di kos-kosan atau apartemen. Harga sewa tergantung lokasi dan fasilitas yang disediakan. Sebuah kamar kos yang cukup nyaman dengan kamar mandi di dalam biasanya disewakan mulai dari harga Rp. 1.000.000. Namun untuk daerah perkantoran seperti Sudirman atau Kuningan, harga tersebut bisa berkali lipat, mulai dari Rp.3.000.000.

Bila memilih tinggal di apartemen, seperti Kalibata City di Jakarta Selatan, atau Bassura City di Jakarta Timur, harga mulai Rp.3.500.000 ke atas. Namun fasilitas apartemen biasanya cukup lengkap, seperti kolam renang dan gym.

Jangan lupakan juga pertimbangkan biaya listrik, air, laundry dan maintenance, bila belum termasuk harga sewa yang ditawarkan.  

Makan

Kalau tempat tinggalmu menyediakan fasilitas dapur, tak ada salahnya memasak makanan sendiri untuk menghemat uang, atau investasikan sebuah rice cooker untuk memasak nasi.

Harga sekali makan di warteg atau penjual kaki lima mulai dari Rp.10.000 – 20.000 sekali makan. Umumnya, pegawai kantoran menghabiskan mulai dari Rp. 30.000 untuk makan siang di foodcourt atau kantin karyawan.

Bila saat gajian tiba dan kamu ingin sesekali hedon makan di mall, sediakan budget sekitar Rp. 50.000 – 100.000. Es kopi susu atau boba yang lagi hits akan menghabiskan sekitar Rp. 18.000 – 25.000 sekali jajan.

Komunikasi

Tentunya kamu butuh pulsa, paket data atau internet untuk mengaktifkan smartphone-mu. Siapkan budget sebesar Rp. 100.000 – 200.000 per bulan. Selama Work From Home (WFH) di masa pandemi, tentu internet menjadi salah satu kebutuhan pokokmu.

Bila tempat tinggalmu belum menyediakan fasilitas Wi-Fi, kamu bisa memasangnya sendiri. Harganya bervariatif tergantung provider dan paket yang ditawarkan, biasanya berkisar antara Rp. 320.000 – 1.800.000 per bulan.

Lifestyle

Harga kebutuhan pokok di Jakarta memang relatif tinggi, namun bila kamu tidak pintar mengendalikan diri, biaya terbesar akan dihabiskan untuk gaya hidup. Sekali nongkrong atau ngopi cantik di kafe akan menghabiskan biaya mulai Rp. 35.000 hingga 70.000.

Makan di restoran mall kira-kira mulai Rp. 50.000 di foodcourt, hingga ratusan ribu lebih di resto fancy atau all-you-can-eat. Saat weekend tiba dan ingin nonton live music di kafe atau pergi clubbing, tentu kamu akan merogoh kocek jauh lebih dalam lagi.

Saat musim diskon tiba, mall-mall besar Jakarta akan mengadakan sale besar-besaran yang bikin ngiler untuk brand-brand pakaian seperti H&M, Uniqlo, Zara Stradivarius dan sebagainya. Setiap tanggal kembar setiap bulan (10.10 di bulan Oktober, 11.11 di Bulan November dan seterusnya), semua e-commerce pun mengadakan promo besar-besaran yang bikin kalap belanja online. Intinya, pintar-pintarlah membedakan keinginan dan kebutuhan.

Moda Transportasi Favorit

Bus Trans Jakarta

Bus Transjakarta kini memiliki 260 halte di 13 koridor dengan rute yang menjangkau hampir seluruh wilayah Jakarta. Bus ini beroperasi dari pukul 05.00-21.30 WIB. Transportasi umum ini masih menjadi favorit untuk para pekerja karena kenyamanannya.

Harga: Mulai Rp. 3.500

Kereta Commuter Line

PT Kereta Commuter Indonesia, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengoperasikan kereta rel listrik ini sebagai salah satu solusi kemacetan Jakarta.

Untuk menaikinya, ada dua pilihan tiket yaitu Kartu Multi Trip (KMT) dan Tiket Harian Berjalan. KMT bisa digunakan untuk perjalanan berlanjut, yang artinya kamu bisa menggunakan kartu tersebut di perjalanan selanjutnya.

Harga: Tarif progresif, yaitu mulai Rp. 3.000 per 25 km pertama.

Sedangkan Harga KMT mulai Rp. 30.000 untuk KMT Reguler

Mass Rapid Transit (MRT)

MRT baru mulai beroperasi tahun 2019, namun sudah menjadi salah satu transportasi andalan warga Jakarta. Untuk Rute Fase 1, MRT baru memiliki 13 stasiun namun akan terus bertambah di kemudian hari.

Metode pembayaran beraneka ragam, mulai dari Single Trip, Multi Trip, Kartu Jak Lingko, Kartu Elektronik Bank, maupun aplikasi MRT Jakarta.

Harga: Tergantung stasiun dan jarak, mulai Rp. 3.000 – 10.000

Lintas Rel Terpadu (LRT)

Jalur LRT dibagi menjadi LRT Jakarta dan LRT Jabodebek. LRT Jakarta melintasi 6 stasiun yaitu Pegangsaan Dua (Kelapa Gading), Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome.

Sedangkan LRT jabodebek yang rencananya melintasi 18 stasiun, baru akan efektif beroperasi di tahun 2022.

Harga: Mulai Rp. 5.000

Ojek Online

Untuk menerjang kemacetan Jakarta, ojek online (ojol) masih menjadi pilihan utama. Aplikasi yang paling banyak digunakan biasanya Gojek dan Grab. Mobilitas warga Jakarta yang selalu dinamis membuat aplikasi ini menjadi idola karena praktis dan cepat sampai ke tujuan.

Harga: Tergantung jarak

Tempat-tempat Seru

Tempat Berbelanja

Jakarta memiliki lebih dari 130 mall yang tersebar di berbagai daerahnya dan terus akan bertambah, sehingga sempat dinobatkan sebagai kota dengan jumlah mall terbanyak di dunia. Fasilitas lengkap dan kenyamanan berbelanja menjadi alasan warganya selalu memenuhi pusat-pusat perbelanjaan tersebut setiap hari, khususnya saat weekend.

Berikut daftar mall terbesar dan terfavorit di Jakarta:

  • Jakarta Barat: Central Park, Neo Soho, Mall Taman Anggrek
  • Jakarta Utara: Summarecon Mall Kelapa Gading, Mall Artha Gading
  • Jakarta Selatan: Gandaria City, Pondok Indah Mall
  • Jakarta Pusat: Plaza Senayan, Senayan City, Grand Indonesia, Plaza Indonesia
  • Jakarta Timur: AEON Mall Jakarta Garden City

Makan atau Hang Out

Membahas kota Jakarta tentu tidak lengkap tanpa rekomendasi tempat-tempat nongkrong yang hits untuk hangout bersama teman-teman. Mau ngopi cantik? Kini kedai-kedai kopi yang nyaman dan instagrammable sudah menjamur di seluruh Jakarta, mulai dari Tuku, Anomali, Titik Temu, Lucky Cat, Liberica, Dos Hermanos, dan banyak lagi.

 Mau nonton live music? Ada Holywings yang memiliki banyak cabang di Jakarta, Duck Down Bar, Pallas, Baxter-Smith, Amigos dan sebagainya. Atau mau clubbing untuk melepas penat? Tinggal pilih mau di Basque, Boca Rica, Swillhouse, Fable atau sejenisnya.

Apapun jenis tempat hiburan yang kamu cari, Jakarta memiliki pilihan yang tak terbatas jumlahnya. Tinggal sesuaikan dengan budget yang ada.

Museum dan Galeri Seni

Jakarta juga memiliki banyak museum bersejarah, seperti Museum Taman Prasasti, Museum Nasional Indonesia (atau dikenal juga dengan Museum Gajah), Museum Wayang atau Museum Basoeki Abdullah.

Kini muncul juga beberapa museum atau art gallery yang lebih modern, seperti Museum Macan dan Ciputra Artpreneur Museum.

Sarana Olahraga

Salah satu tempat berolahraga paling populer di Jakarta adalah Gelora Bung Karno (GBK) di daerah Senayan, Jakarta Pusat. Di sini tersedia berbagai sarana untuk banyak cabang olahraga.

Selain itu, ada pula Velodrome di Jakarta Timur, dan Stadion Soemantri Bodjonegoro di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Untuk sekedar lari sore atau pagi, ada banyak taman kota yang bisa kamu pilih, seperti Taman Suropati (Menteng), Taman Ayodya (Barito), atau Taman Jogging di Kelapa Gading.     

 

Originally published on Prosple Indonesia